Selasa, 15 Oktober 2013

Teori Kesurupan

Kesurupan  merupakan fenomena yang sudah ada sejak lama pada berbagai suku bangsa. Pada suku–suku tertentu ini dikaitkan dengan ritual-ritual agama tertentu. Juga digunakan sebagai hiburan di pentas kesenian, Orang awam menyebutnya “kemasukan roh” Dalam dunia medis hal ini disebut “trance”
Dalam PPDGJ III gangguan ini dimasukkan dalam kelompok “gangguan disosiasi”
Sejarah
Trans sudah dikenal sejak zaman Yunani Kuno dan digunakan sebagai suatu cara pengobatan penyakit fisik dan mental.
Pada masyarakat Mesir Kuno terdapat kuil lelap (temple sleep) tempat orang meminta kesembuhan dengan cara memasuki keadaan trans yang dibimbing oleh para imam. Kuil ini juga terdapat di Yunani yang terdapat di Delphi. Pada masyarakat modern identifikasikan sebagai hipnosis pertama kali oleh Anton Mesmer (abad 18) dikenal dengan sebutan “magnetisme” dan “Mesmerisme”. Istilah hipnosis diperkenalkan pertama kali oleh James Braid dan digunakan dalam pengobatan gangguan psikosomatik.

Definisi
“Trans” yang disebut juga “twilight state” adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perubahan kesadaran atau hilangnya penginderaan dari identitas diri dengan atau tanpa suatu identitas alternatif.(DSM IV TR). “Trans” adalah suatu keadaan kehidupan separuh sadar (half-light) antara realitas yang nyata dan fantasi yang gelap (Cameron, 1963). “Trans” adalah suatu perubahan status kesadaran dan menunjukkan penurunan responsivitas terhadap stimulus lingkungan (Kaplan, 1994). Menurut Hinsie dan Campbel (1970), mempunyai persamaan arti dengan hipnosis, katalepsi dan keadaan ekstasi atau kekaguman dapat juga diartikan terlena. ”Trans” adalah suatu bentuk kesadaran transaksional yang dibangkitkan untuk tujuan transformasi (Hukom,1977)

Perlu diketahui mungkin saja seorang pasien dengan penyakit epilepsi atau penyakit ayan saat kambuh mengalami halusinasi melihat hantu, mendengar bisikan dan kemudian suaranya jadi berubah dan mirip dengan gejala kesurupan itu. Biasanya gejala tersebut terdapat pada pasien dengan epilepsy lobus temporalis, walaupun penyakit ini jarang. Serangan epilepsi pada anak sekolah akan seperti kesurupan. Gejala ini memancing teman sekelasnya yang lain –terutama perempuan yang mengalami banyak masalah dan kesulitan– untuk ikut tertular gejala itu.

Dalam istilah kedokteran kesurupan disebut possession trans atau suatu kondisi trans pemilikan yaitu terdapatnya perubahan tunggal atau episodic keadaan kesadaran sesorang di mana dapat diketahui adanya pergantian identitas pribadi dengan idenditas baru. Contohnya orang tersebut merasa menjadi orang lain yang hidup ratusan tahun yang lalu atau menyebut dirinya mbah dll. Akibatnya, orang tersebut mempunyai perilaku yang asing dan aneh.
Tentu Anda sudah melihat di media elektronika bagaimana anak sekolah atau buruh perempuan yang kesurupan itu dengan gejala tatapan mata tajam, menakutkan, kosong dan lurus ke depan. Kemudian suaranya berubah, yang tadinya halus menjadi besar dan berat seperti suara laki-laki, padahal yang kesurupan adalah perempuan. Jika kita periksa, tekanan darahnya agak turun kecuali jika dia meronta-ronta. Suhu badannya agak turun dan terasa dingin.
Yang aneh adalah kekuatan fisiknya melebihi kekuatan yang biasa dipunyainya sehari-hari. Kadang-kadang dia bertindak kasar lari-lari dan melempar orang sekitarnya, berteriak dan bicara tidak karuan, ngalantur dan mungkin dapat berbicara bahasa asing yang dia tidak tahu sebelumnya atau disebut juga xenolalia. Beberapa lama kemudian, tanpa perlu dipegang keras atau dihimpit proses kesurupan akan mulai berhenti dan diikuti dengan gejala amnesia atau lupa semua atau sebagian kejadian yang menimpanya.
Pada saat itu akan terjadi rasa kelelahan yang amat sangat dan sakit pada seluruh badannya. Sakit badan itu sebetulnya adalah akibat orang-orang yang menolongnya menekan dan menutup jalan napasnya sebagai upaya mengusir makhluk halus keluar dari tubuhnya. Ini adalah suatu tindakan yang tidak betul.
Ditinjau dari sistem saraf, kesurupan adalah fenomena serangan terhadap sistem limbic yang sebagian besar mengatur emosi, tindakan dan perilaku. Sistem limbic sangat luas dan mencakup berbagai bagian di berbagai lobus otak. Dengan terganggunya emosi dan beratnya tekanan akibat kesulitan hidup, timbullah rangsangan yang akan memengaruhi sistem limbic. Akhirnya, terjadilah kekacauan dari zat pengantar rangsang saraf atau neurotransmitter. Zat penghantar rangsang saraf yang keluar mungkin norepinephrin atau juga serotonin yang menyebabkan perubahan perilaku atau sebaliknya.
Berdasarkan pengalaman saya, untuk mengetahui apakah seseorang kesurupan atau mengalami reaksi histeris, periksa saja kelopak matanya yang selalu ditutup itu. Coba buka kelopak matanya. Pasien yang mengalami reaksi histeris biasanya akan menahannya dengan kuat. Reaksi histeria massal memang gampang terjadi pada siswi-siswi terutama yang bermasalah. Kemungkinan yang kesurupan itu paling hanya satu atau dua orang, kemudian menjalar kepada siswi yang lain.
Histeria ini umumnya menimbulkan reaksi ketakutan. Mereka yang mentalnya tidak kuat dan dia sedang bermasalah, dia akan berteriak-teriak, dan tubuhnya mengalami kejang atau kaku. Hal ini dapat kita lihat jelas pada tangannya.
Perempuan memang relatif gampang terkena kesurupan dan histeria, karena selain faktor emosi yang lebih juga kemungkinan juga karena ada perbedaan hormonal dari dengan laki-laki.