Minggu, 25 Agustus 2013

Penyakit ASMA,Penyebab dan pencegahannya

Penyakit ASMA (Pengertiannya)
 
Istilah "asma" berasal dari bahasa Yunani, yang memiliki arti "sukar bernapas". Istilah ini sebenarnya sudah dipergunakan sejak 2000 tahun yang lalu oleh Hipocrates. Asma dilukiskan sebagai kesukaran bernapas atau sesak yang disertai batuk dan mengigil.
Pengertian penyakit Asma (Asthma) adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang saluran pernafasan (bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang akhirnya seseorang mengalami sesak nafas. Penyakit Asma paling banyak ditemukan di negara maju, terutama yang tingkat polusi udaranya tinggi baik dari asap kendaraan maupun debu padang pasir.Bentuk serangan bisa terjadi secara berbeda-beda dari waktu ke waktu. Penderita bisa mendapat serangan dari jam ke jam atau bahkan dari hari ke hari.
Penyebab Penyakit asma
Sampai saat ini penyebab penyakit asma belum diketahui secara pasti meski telah banyak penelitian oleh para ahli. Teori atau hypotesis mengenai penyebab seseorang mengidap asma belum disepakati oleh para ahli didunia kesehatan.
Sebab utama terletak pada kelainan saluran nafas yang meradang akibat reaksi yang disebabkan oleh paparan terhadap faktor pencetus. Faktor pencetus yang dimaksud misalnya faktor alergen, faktor polusi, lingkungan kerja, infeksi saluran napas, tekanan jiwa, olahraga, kegiatan jasmani dan obat-obatan.
Namun demikian yang dapat disimpulkan adalah bahwa pada penderita asma saluran pernapasannya memiliki sifat yang khas yaitu sangat peka terhadap berbagai rangsangan (bronchial hyperreactivity = hipereaktivitas saluran napas) seperti polusi udara (asap, debu, zat kimia), serbuk sari, udara dingin, makanan, hewan berbulu, tekanan jiwa, bau/aroma menyengat (misalnya;parfum) dan olahraga.
Selain itu terjadinya serangan asma sebagai akibat dampak penderita mengalami infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) baik flu ataupun sinisitis. Serangan penyakit asma juga bisa dialami oleh beberapa wanita dimasa siklus menstruasi, hal ini sangat jarang sekali.
Angka peningkatan penderita asma dikaitkan dengan adanya faktor resiko yang mendukung seseorang menderita penyakit asma, misalnya faktor keturunan. Jika seorang ibu atau ayah menderita penyakit asma, maka kemungkinan besar adanya penderita asma dalam anggota keluarga tersebut
Faktor Risiko

Riwayat keluarga menderita asma, dan paparan terhadap faktor pencetus.
Patofisiologi

Setelah pasien terpapar dengan alergen atau faktor yang bisa mencetuskan, maka segera akan timbul sesak napas. Pasien merasa seperti tercekik dan harus berdiri atau duduk serta berusaha penuh mengerahkan segala tenaga untuk bisa bernapas. Hal ini disebabkan oleh penyempitan saluran napas. Penyempitan ini tidak hanya dikarenakan salah berfungsinya otot di saluran napas, tetapi juga disebabkan oleh peradangan dari sel-sel pernapasan. Sel yang meradang umumnya membengkak dan mengeluarkan cairan.
Gejala dan Tanda Penyakit asma

Bentuk serangan mulai dari batuk yang terus menerus, kesulitan menarik atau mengeluarkan napas, hingga perasaaan nyeri pada seluruh dada dan napas yang berbunyi. Umumnya serangan asma terjadi pada malam menjelang pagi hari.
Adapun tanda dan gejala penyakit asma diantaranya :

  • Pernafasan berbunyi (wheezing/mengi/bengek) terutama saat mengeluarkan nafas (exhalation). Tidak semua penderita asma memiliki pernafasan yang berbunyi, dan tidak semua orang yang nafasnya terdengar wheezing adalah penderita asma!
  • Adanya sesak nafas sebagai akibat penyempitan saluran bronki (bronchiale).
  • Batuk berkepanjangan di waktu malam hari atau cuaca dingin.
  • Adanya keluhan penderita yang merasakan dada sempit..
  • Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbicara karena kesulitannya dalam mengatur pernafasan.
Pada usia anak-anak, gejala awal dapat berupa rasa gatal dirongga dada atau leher. Selama serangan asma, rasa kecemasan yang berlebihan dari penderita dapat memperburuk keadaanya. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan mengeluarkan banyak keringat.
Pencegahan Penyakit asma
Langkah tepat yang dapat dilakukan untuk mencegah atau menghindari serangan asma adalah menjauhi faktor-faktor penyebab yang memicu timbulnya serangan asma itu sendiri. Setiap penderita umumnya memiliki ciri khas tersendiri terhadap hal-hal yang menjadi pemicu serangan asmanya.Setelah terjadinya serangan asma, apabila penderita sudah merasa dapat bernafas lega akan tetapi disarankan untuk meneruskan pengobatannya sesuai obat dan dosis yang diberikan oleh dokter.

Penatalaksanaan  (Penanganan dan Pengobatan Asma)
Seorang dokter dalam rangka menetapkan diagnosa asma perlu melakukan wawancara (gejala, riwayat keluhan), pemeriksaan fisik serta pemeriksaan fungsi paru serta uji provokasi bronkus. Setelah diketahui dengan tepat diagnosa dan derajat asma, barulah dilakukan pengobatan. Pengobatan asma pada dasarnya terdiri atas (1) pemahaman tentang asma dan pengendaliannya, (2) obat-obatan asma dan (3) senam.
Penyakit Asma (Asthma) sampai saat ini belum dapat diobati secara tuntas, ini artinya serangan asma dapat terjadi dikemudian hari. Penanganan dan pemberian obat-obatan kepada penderita asma adalah sebagai tindakan mengatasi serangan yang timbul yang mana disesuaikan dengan tingkat keparahan dari tanda dan gejala itu sendiri. Prinsip dasar penanganan serangan asma adalah dengan pemberian obat-obatan baik suntikan (Hydrocortisone), syrup ventolin (Salbutamol) atau nebulizer (gas salbutamol) untuk membantu melonggarkan saluran pernafasan.
Pada kasus-kasus yang ringan dimana dirasakan adanya keluhan yang mengarah pada gejala serangan asma atau untuk mencegah terjadinya serangan lanjutan, maka tim kesehatan atau dokter akan memberikan obat tablet seperti Aminophylin dan Prednisolone. Bagi penderita asma, disarankan kepada mereka untuk menyediakan/menyimpan obat hirup (Ventolin Inhaler) dimanapun mereka berada yang dapat membantu melonggarkan saluran pernafasan dikala serangan terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar