Kamis, 21 Februari 2013

Demonstrasi

DEMONSTRASI SALAH SATU BENTUK TRADISI KRITIS

Didalam Teori Komunikasi terdapat tujuh tradisi, Dimana ini sering digunakan oleh manusia dalam kehidupan / kegiatan sehari - hari, entah sengaja maupun tidak.Ketujuh tradisi tersebut adalah :
l. Tradisi Retorika
2. Tradisi Semiotis
3. Tradisi Fenomenologis
4. Tradisi Sibernetis
5. Tradisi Psikologisosialis ,
6. Tradisi Sosiokultur
7. Tradisi Kritis

Dalam makalah ini penulis tidak menjelaskan semuanya, tetapi hanya sebagian tradisi saja, dirnana tradisi tersebut dipakai / digunakan ( sering ) didalam kegiatan Demonstrasi. Sesuai dengan judul diatas.
Demonstrasi memiliki arti : protes keras tentang ketidak adilan atau penyelewengan / aksi keras menolak keputusan tertentu, dimana Demonstrasi ini dilakukan oleh banyak orang, masyarakat.
Belakangan ini rezim pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presidenya M. Jusuf Kalla sering diguncang demo oleh para Ma.hasiswa / Rakyat Indonesia, dimana rakyat / mahasiswa menentang keputusan Pemerintah yang menaikan harga Bahan Bakar Minyak ( BBM ). Sebab dengan dinaikkannya BBM, efeknyapun sampai kemana - mana. Hal ini malah menambah beban rakayat saja. Maka dari itu anyak para mahasiswa yang turu kejalan untuk berdemonstrasi. Hal in pun terhadi di berbagai kota, dan salah satunya kota jogja ini.
Dalam aksi Berdemonstrasi biasanya sudah tersusun secara sistematis, dalam arti direncanakan. Bahkan ada juga yang telah diprovokasikan. Didalam kegiatan de°monsyrasi ini ( dilapangan ) ada salah seorang ( terkadang juga lebih ) yang melakukan orasi, adajuga yang membawa spanduk - spanduk yang bertajuk mengkritisi. Dalam hal ini seseorang yang berorasi harus memiliki kepandaian dalam berbicara / pidato, jadi tigak asal ngomong, jadi perkataannya mengena pada suatu kebenaran. Hal ini bisa kita masukkan kedalam tradisi retorika. Retorika berkaitan dengan ilmu berbicara / pidato, jadi sebagai orator dalam berdemonstrasi hendaknya memiliki / menguasai retorika yang baik.
Dan juga Demonstrasi itu sendiri bisa kita katakana sebagai tradisi kritis. Mengapa demikian, sebab para bemonstran itu sendiri sangat I benar - nemar kritis / peka terhadap apa yang terjadi dilingkungan / kehidupan ( bangsa ini ). Mereka mengkritisi keputusan Pemerintah tersebut sebagai kritikan dimana Pemerintah malah menambah beban rakyat ( pada kasus di atas )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar