Kamis, 21 Februari 2013

Penyakit Jantung Koroner

Jantung merupakan organ muskular berongga yang bentuknya mirip piramid dan terletak di dalam pericardium di mediastinum. Permukaan jantung ada tiga yaitu facies sterno costalis (anterior), facies diapragmatica (inferior) dan basis cordis (facies posterior), jantung juga mempunyai apex yang arahnya kebawah, depan dan kiri.
Ruang-ruang jantung ada empat yang terdiri dari atrium dextrum, atrium sinistrum, ventriculus dexter, dan ventriculus sinister. Dinding jantung terdiri atas lapisan tebal otot jantung myocardium, yang dibungkus dari luar oleh epicardium dan dibatasi sebelah dalam oleh endocardium.(Richard,2006)
Sistim konduksi jantung, umumnya jantung  berkontraksi secara ritmik sekitar 70 sampai 90 denyut permenit pada orang dewasa dalam keadaan istirahat. Kontraksi ritmik berasal secara spontan dari sistim konduksi, impuls jantung berasal dari nodus sinoatrialis (SA) sebagai pemacu alami jantung, impuls jantung kemidian menyebar dari nodus SA melalui jalur konduksi khusus atrium dan ke otot atrium. Jalur internodal, jalur anterior, tengah dan posterior menhubungkan nodus SA dengan nodus atrioventrikularis (AV).(Sylvia,2006).
Jantung mendapatkan darah dari arteria coronaria dextra dan sinistra yang berasal dari aorta ascendens, arteria coronaria dan cabang-cabang utamanya terdapat dipermukaan jantung, terletak di dalam jaringan ikat subepicardial.(Richard,2006)
Katup jantung berfungsi untuk mempertahankan aliran darah searah melalui bilik-bilik jantung. Ada dua jenis katup atrioventrikularis yaitu katup trikuspidalis terletak antara atrium dan ventrikel kanan yang mempunyai tiga buah daun katup. Sedangkan katup mitralis yang memisahkan atrium dan ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup. Katup semilunaris yaitu katup aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta, katup pulmonalis terletak antara ventrikel kanan dan arteria pulmonalis (Sylvia,2006).
Penyakit Arteri Koroner / penyakit jantung koroner (Coronary Artery Disease) ditandai dengan adanya endapan lemak yang berkumpul di dalam sel yang melapisi dinding suatu arteri koroner dan menyumbat aliran darah. Endapan lemak (ateroma atau plak) terbentuk secara bertahap dan tersebar di percabangan besar dari kedua arteri koroner utama, yang mengelilingi jantung dan menyediakan darah bagi jantung. Proses pembentukan ateroma ini disebut aterosklerosis. Ateroma bisa menonjol ke dalam arteri dan menyebabkan arteri menjadi sempit. Jika ateroma terus membesar, bagian dari ateroma bisa pecah dan masuk ke dalam aliran darah atau bisa terbentuk bekuan darah di permukaan ateroma tersebut. Supaya bisa berkontraksi dan memompa secara normal, otot jantung (miokardium) memerlukan pasokan darah yang kaya akan oksigen dari arteri koroner. Jika penyumbatan arteri koroner semakin memburuk, bisa terjadi iskemi (berkurangnya pasokan darah) pada otot jantung, menyebabkan kerusakan jantung (Medicastore, 2009).
Penyakit arteri koroner bisa menyerang semua ras, tetapi angka kejadian paling tinggi ditemukan pada orang kulit putih. Tetapi ras sendiri tampaknya bukan merupakan faktor penting dalam gaya hidup seseorang.
Secara spesifik, faktor-faktor yang meningkatkan resiko terjadinya penyakit arteri koroner adalah : diet kaya lemak, merokok, malas berolah raga (
Medicastore, 2009).
Sedangkan menurut Medicastore (2009), penyakit jantung koroner disebabkan oleh adanya penyempitan dan penyumbatan di pembuluh arteri koroner. Hal ini disebabkan oleh penumpukan zat-zat lemak (kolesterol, trigliserida) di dinding pembuluh nadi bagian paling bawah (endotelium). Setelah lemak menumpuk, aliran darah akan tersumbat dan tak mampu menuju jantung sehingga mengganggu kerja jantung dalam memompa darah. Efek yang paling dirasakan adalah hilangnya pasokan oksigen dan nutrisi menuju jantung karena aliran darah ke jantung berkurang.
Gejala dari penyakit jantung koroner menurut (Medicastore, 2009) adalah sebagai berikut :
a.       Nyeri dada (angina). Anda mungkin merasa tekanan atau sesak di dada, seolah-olah seseorang sedang berdiri di dada Anda. Rasa sakit, yang disebut sebagai angina, biasanya dipicu oleh tekanan fisik atau emosional. Hal itu biasanya hilang dalam beberapa menit setelah menghentikan aktivitas yang menyebabkan tekanan. Pada beberapa orang, terutama perempuan, nyeri ini mungkin sekilas atau tajam dan terasa di perut, punggung, atau lengan.
b.      Sesak napas. Jika jantung tidak dapat memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh Anda, Anda dapat mengalami sesak napas atau kelelahan ekstrem tanpa tenaga .
c.       Serangan jantung. Jika arteri koroner menjadi benar-benar diblokir, Anda mungkin mengalami serangan jantung. Gejala klasik serangan jantung termasuk tekanan yang menyesakkan dada dan sakit pada bahu atau lengan, kadang-kadang dengan sesak napas dan berkeringat. Wanita mungkin kurang mengalami tanda-tanda khas serangan jantung dibanding laki-laki, termasuk mual dan sakit punggung atau rahang. Kadang-kadang serangan jantung terjadi tanpa ada tanda-tanda atau gejala yang jelas.
Adapun hal-hal yang memicu terjadinya jantung koroner menurut Brian dalam Medicastore (2009) adalah sebagai berikut :
a.       Merokok dalam jumlah yang banyak dan selama bertahun-tahun
b.      Konsumsi makanan yang berlemak atau berkolesterol tinggi
c.       Hipertensi yang telah diderita
d.      Diabetes mellitus juga memancing timbulnya penyakit jantung koroner
e.       Obesitas
f.       Kurang beraktivitas dan berolahraga
g.      Minum minuman beralkohol
h.      Penyalahgunaan obat (narkoba)
Untuk mendiagnosa penyakit jantung koroner, terlebih dahulu petugas kesehatan akan bertanya tentang riwayat kesehatan klien, melakukan pemeriksaan fisik dan tes darah rutin. Tenaga kesehatan juga akan menyarankan satu atau lebih tes diagnostik juga, termasuk:
a.       Elektrokardiogram (EKG). Elektrokardiogram mencatat sinyal listrik ketika mereka bergerak melalui jantung. EKG sering mengungkapkan bukti dari serangan jantung sebelumnya atau dalam perkembangan. Dalam kasus lain, Holter monitoring mungkin disarankan. Dengan EKG jenis ini, klien memakai monitor portabel selama 24 jam saat klien menjalani aktivitas normal. Kelainan tertentu mungkin menunjukkan aliran darah tidak memadai untuk jantung.
b.      Echocardiogram. Ekokardiogram menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar jantung. Selama ekokardiogram, petugas kesehatan dapat menentukan apakah semua bagian dari dinding jantung berkontribusi biasa dalam aktivitas memompa jantung. Bagian yang bergerak lemah mungkin telah rusak selama serangan jantung atau menerima terlalu sedikit oksigen. Ini mungkin menandakan penyakit arteri koroner atau berbagai kondisi lain.
c.       Tes stres. Jika tanda-tanda dan gejala paling sering terjadi selama oalh raga, dokter mungkin meminta Anda untuk berjalan di atas treadmill atau naik sepeda statis selama EKG. Hal ini dikenal sebagai olah raga tes stres. Dalam kasus lain, obat untuk merangsang jantung Anda dapat digunakan sebagai pengganti olah raga.
Tes stres lain dikenal sebagai tes stres nuklir membantu mengukur aliran darah ke otot jantung Anda saat istirahat dan selama stres. Hal ini mirip dengan tes tekanan olahraga rutin tetapi dengan gambar di samping EKG. Jejak jumlah bahan radioaktif - seperti talium atau suatu senyawa yang dikenal sebagai sestamibi (Cardiolite) - yang disuntikkan ke dalam aliran darah. Kamera khusus dapat mendeteksi daerah-daerah dalam jantung yang menerima kurang aliran darah.
d.      Koroner kateterisasi. Untuk melihat aliran darah melalui jantung, petugas kesehatan mungkin menyuntikkan cairan khusus ke dalam pembuluh darah (intravena). Hal ini dikenal sebagai angiogram. Cairan disuntikkan ke dalam arteri jantung melalui pipa panjang, tipis, fleksibel (kateter) yang dilewati melalui arteri, biasanya di kaki, ke arteri jantung. Prosedur ini dinamakan kateterisasi jantung. SPewarna menandai bintik-bintik penyempitan dan penyumbatan pada gambar sinar-X. Jika memiliki penyumbatan yang membutuhkan perawatan, balon dapat didorong melalui kateter dan ditiup untuk meningkatkan aliran darah dalam jantung. Sebuah pipa kemudian dapat digunakan untuk menjaga arteri melebar terbuka.
e.       Tteknologi CT scan. Computerized tomography (CT) , seperti berkas elektron computerized tomography (EBCT) atau CT angiogram koroner, dapat membantu dokter Anda memvisualisasikan arteri Anda. EBCT, juga disebut sebagai ultrafast CT scan, dapat mendeteksi kalsium dalam lemak yang sempit arteri koroner. Jika sejumlah besar kalsium ditemukan, penyakit arteri koroner mungkin terjadi. CT angiogram koroner, di mana Anda menerima pewarna kontras yang disuntikkan secara intravena selama CT scan, juga dapat menghasilkan gambar dari arteri jantung.
f.       Magnetic Resonance angiogram (MRA). Prosedur ini menggunakan teknologi MRI, sering digabungkan dengan menyuntikkan zat warna kontras, untuk memeriksa area penyempitan atau penyumbatan - meskipun rincian mungkin tidak sejelas yang disediakan oleh kateterisasi koroner (Medicastore, 2009).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar